Resume Jurnal: Perbedaan Kualitas Tidur antara Mahasiswa Laki-Laki dan Mahasiswa Perempuan
![]() |
Resume vs review. Which one do you like?
Kedua kata tersebut bukan lagi hal yang aneh lagi ditelinga para pejuang akademik (mahasiswa-mahasiswi). Meskipun familiar, saya yakin masih ada dari para sobat pembaca blogku yang setia, masih bingung dengan kedua kata tersebut. Biar makin gak bingung, mari baca artikel berikut ini dengan baik
Resume berasal dari gabungan kedua kata yaitu Re (kembali) dan sum yang berasal dari bahasa Inggris Summary. Sehingga resume adalah menuliskan kembali isi dari bacaan yang telah dibaca menggunakan bahasa penulis, dengan tulisan berisi ringkasan dan poin-poin penting dari bacaan tersebut. Sedangkan, Review merupakan kegiatan menulis kajian suatu karya yang telah Anda baca, jurnal misalnya. Review jurnal berarti mengkaji isi jurnal tersebut --bukan meringkas, tetapi menulis pemahaman Anda mengenai isi jurnal dan memberikan penilaian atau perbandingan positif-negatif dengan standar kajian ilmiah.
Berikut ini contoh penulisan resume jurnal:
Berikut ini contoh penulisan resume jurnal:
Identitas Jurnal
Peneliti : Fuad Nashori dan R.
Rachmy Diana
Edisi Jurnal : Indonesia Psychology
Journal Volume 2 No. 2: 77-88
Judul : Perbedaan
Kualitas Tidur & Kualitas Mimpi Antara Mahasiswa Laki-laki dan
Mahasiswa Perempuan.
Sumber : Anda dapat lihat disini
Penulis : Nurwahidah.
NIM : 201371048
Intisari dari Jurnal
Perbedaan yang paling jelas antara
kesadaran dengan ketidaksadaran dapat diamati saat orang terjaga atau tertidur
(Solso.2007). Tidur adalah salah satu aktivitas terpenting manusia. Bila
aktivitas ini dapat dijalani dengan baik, maka efeknya akan mengenai berbagai
dimensi seseorang di waktu terjaga.
Mimpi menurut Caplin (1997) dalam Indonesia Psychology Journal Vol 2 No. 2
hlm 77-88 menyebutkan bahwa mimpi merupakan deretan tamsil dan ide yang lebih
kurang saling bertalian dan berlangsung selama ornag tidur, atau selama orang
dikuasai obat bius, atau seseorang berada dalam pengaruh hipnosis. Seperti
tidur, mimpi yang baik juga dapat memberikan pengaruh yang besar bagi individu
tersebut dipagi hari. Kramer (Purnamaki, 1999; Nashori dan R. Rachmy Diana,
2005) menunjukkan hasil penelitiannya bahwa tidur dan mimpi seseorang
berpengaruh terhadapat mood seseorang di pagi hari. Jika tidur dan mimpi yang
positif membuat mood seseorang
menjadi positif, maka orang tersebut dapat mengatur dan mengola emosinya secara
optimal.
Dewasa ini, mayoritas orang
memiliki kualitas tidur yang tidak optimal. Contohnya, setelah ada televisi
seseorang cenderung diwaktu yang lebih larut akibatnya saat belajar atau saat
bekerja orang tersebut tidak dapat berkonsentrasi penuh. Bahkan kurang tidur
juga dapat meningkatkan kecelakaan dan lain sebagainya. Tidak hanya itu,
tayangan dimedia juga mempengaruhi kualiats mimpi seseorang. Dari pengamatan
yang penulis lakukan, anak-anak yang menonton tayangan kekerasan dan mistik
sebelum tidur lebih mungkin untuk bermimpi buruk daripada mereka yang tidak.
Fenomena lain yang penulis amati
adalah kebiasaan tidur mahasiswa laki-laki tidak lebih baik dibandingkan
mahasiswa perempuan. Mahasiswa laki-laki tidur lebih larut dan bangun lebih
terlambat dibandingkan mahasiswa perempuan, akibatnya mereka kurang dapat
berkonsentrasi. Hal diataslah yang membuat penulis menyusun jurnal tentang
perbedaan kualitas tidur dan perbedaan kualitas mimpi yang dialami oleh
mahasiswa laki-laki dan mahasiwa perempuan.
Penelitian ini mengambil subjek
mahasiwa dan mahasiswa di Universitas Islam Indonesia dengan total populasi
24.000 orang dan sampel sebanyak 319 orang. Variabelnya adalah kualitas tidur
dna kualitas mimpi sedangkan variable bebas adalah jenis kelamin. Alat ukur yang
digunakan yaitu skala kualitas tidur dan skala kualitas mimpi. dengan mengambil
aspek-aspek kualitas tidur dan kualitas mimpi yang dirumuskan oleh ahli
psikologi. Adapun aspek kualitas tidur yaitu: (1) bersuci, berdoa dan berzikir
sebelum tidur; (2) memulai tidur dalam keadaan miring ke kanan dan menghadap
kiblat; (3) Nyaman secara psikologis menjelang tidur; (4) Tak ada aktivitas
berat menjelang tidur; (5) Nyenyak selama tidru; (6) Waktu tidur minimal 6 jam
dalam sehari; (7) Merasa segar setelah bangun tidur.
Sedangkan aspek kualitas mimpi
yaitu: (1) Meminta perlindungan Tuhan dari mimpi buruk; (2) Memperoleh mimpi
yang menyenangkan; (3) Memperoleh mimpi yang benar; (4) Memandang hidup lebih
positif dan optimis setelah bermimpi; (5) Menjaga jarak dengan mimpi buruk;
(6)Introspeksi dan monitoring berkaitan dengan mimpi dan (7) Mengambil hikmah
dari mimpi.
Dalam penelitiannya yang dilaporkan
dalam jurnal, diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan kualitas tidur antara
mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan di Univeristas Islam Indonesia
(UII). Mahasiswa perempuan memiliki kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan
mahasiswa laki-laki. Namun, pada kualitas mimpi tidak ditemukan perbedaan
antara mahasiswa laki-laki dan mahasiwa perempuan di UII. Menurut penulis, hal
ini disebabkan oleh kebiasaan tidur mahasiwa laki-laki dan mahasiswa perempuan yang berbeda.
Laki-laki memperoleh kesempatan dan toleransi untuk beraktivitas lebih lama
pada malah hari dibandingkan perempuan, hal ini menyebabkan mereka untuk tidur
hingga larut malam. Akibatnya, lebih banyak mahasiswa laki-laki yang terlambat
masuk ke kelas saat belajar ataupun ujian.
Contoh berdasarkan jurnal
Dari jurnal tersebut, dapat
diketahui bahwa kualitas tidur akan mempengaruhi kualitas berprestasi seseorang.
Contohnya yaitu seorang mahasiswa A yang sering tidur hingga larut malam, tiap
pagi dia terlambat bangun sehingga dia juga terlambat masuk ke kelasnya.
Absensinya sering tidak full karena bila dia terlambat, maka dia
tidak memperoleh kesempatan untuk mengisi absensi di kelas. Tidak hanya itu,
mahasiswa A ini menjadi sulit untuk berkonsentrasi dan menerima pelajaran
dikelas karena menguap sepanjang waktu. Saat ujian dia juga terlambat, waktunya
menjadi lebih sedikit untuk menyelesaikan soal ditambah beban psikologis karena
terlambat menyebabkan mahasiswa ini kesulitan menyelesaikannya. Karena sering
tidak fokus saat belajar, si mahasiswa juga kesulitan menyelesaikan soalnya.
Hasilnya, saat nilai ujian keluar si mahasiswa tidak lulus mata kuliha tersebut
dan harus mengulang ditahun berikutnya.
Kurang tidur juga tidak hanya
mempengaruhi prestasi si mahasiswa di dalam kelas, tetapi di luar kelas juga
menjadi lebih buruk. Misalnya mahasiswa ini
menjadi malas untuk mengikuti
aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang soft
skill-nya dan emosinya menjadi labil yang akan mempengaruhi hubungan
interpersonalnya dengan orang lain.
Tidur yang diberikan waktu yang
cukup dan lingkungan yang optimal akan menghasilkan energi yang besar, tidur
meremajakan, memulihkan dan memberikan energi bagi tubuh dan otak. Dengan
energi yang besar, maka Anda (mahasiwa) dapat berprestasi dengan baik.
Itu dia perbedaan review dan meresume jurnal. Semoga bermanfaat :)
Itu dia perbedaan review dan meresume jurnal. Semoga bermanfaat :)
Komentar
Posting Komentar