Konsep Resiko
![](http://www.cathleenpetersen.com/blog/wp-content/uploads/2015/02/riskimage.jpg)
"Pak, yang dagang beras di depan selalu ramai ya." tanya pemuda itu.
"Oh iya mas, emang selalu ramai." jawab si pedagang ikan.
"Hmm.. kok bapak tidak berdagang beras juga?"
"Wah., gak deh mas. Resikonya berat, kalo kelamaan berasnya bisa banyak kutunya."
Pemuda itu kembali berjalan menyusuri pasar setelah berbincang dengan si pedagang Ikan. Lalu tiba-tiba, pemuda itu menemukan kios ikan yang menarik perhatiannya. Kondisinya sama seperti kios si pedagang beras: ramai dan pembeli antri untuk membeli ikan di sana. Di depan kios penjual ikan itu, ada kios penjual beras. Sama seperti tadi, si pemuda mendekati kios penjual beras dan bertanya:
"Kang, yang jualan ikan di depan selalu ramai ya?"
"Wah, iya nak. Emang selalu ramai."
"Kok Akang gak jualan ikan juga? Kan yang mau beli banyak"
"Hahaha.. tidak deh. Resikonya besar, mas. Nanti ikannya busuk, terus kalo udah gitu gak ada yang mau beli" jawab si penjual beras.
Apa yang Anda dapat peroleh dari kisah di atas?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) resiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Soekarno mendefinisikan resiko sebagai ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan para ahli statistik mendefinisikan resiko adalah derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.
Lantas, bagaimana konsep resiko dari kisah pemuda, pedangan beras, dan pedagang ikan di atas? Bila dicari kesamaannya, kedua pedagang itu yaitu: pedagang beras ke-1 dan penjual ikan ke-2 sama-sama mengatakan bahwa menjual barang selain yang mereka jual akan memberikan resiko yang berat (besar). Mereka berdua sama-sama memandang sisi negatif dari hal yang akan mereka hadapi jika mengganti barang jualan mereka. Baik pedagang beras ke-1 dan penjual ikan ke-2 sudah terbiasa dengan jualan mereka dan terlalu takut untuk mencoba yang baru, meskipun sudah terbiasa untuk menjual dagangan mereka masing-masing, kedua penjual itu tetap tidak dapat memperoleh pembeli seperti pedagang ikan ke-1 dan penjual beras ke-2.
Jadi, bagaimana konsep resiko yang sesungguhnya? Jadi, resiko pada hakikatnya adalah hal yang akan kita dapatkan dari perbuatan atau tingkah laku kita dan umumnya bersifat negatif. Resiko dapat diperkecil efek atau dampaknya jika seseorang telah terbiasa untuk melakukan hal yang sama berulang-ulang sehingga orang tersebut dapat belajar memahami cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi resiko yang akan muncul. Dilain hal, resiko juga dapat ditanggulangi atau lebih mudah diatasi jika seseorang benar-benar memiliki kemampuan ata skill dalam tindakan/ hal yang sedang dilakukannya.
Nah, itu dia konsep resiko. Bagaimana menurut kalian? :)
Komentar
Posting Komentar