Gadis bulan
Malam sudah setengah jalan ke penghujun pementasannya. Dan bulan masih masih saja sendiri. Tanpa bintang. Tanpa apa-apa.. Seperti kemarin. Kemarin dari kemarin. Ataupun bayangan masa lalu dari kemarin. Seolah-olah dalam naskah hidupnya, bulan memang akan selalu sendiri. Jadi, kuputuskan untuk mematung disini. Di mana mata tak lagi mampu meraih. Untuk menemani bulan yang sendiri. Agar dia tak iri.. Pada patron-patron dari baja dan kaca yang menjulang tinggi. Dibaliknya, cakrawala tampak menggelap dan berkabut. Seperti gambar dari kaca yang berembun. Seperti mengolok-olok bulan yang sedih. Atau mungkin mengejekku karena mengharapkan sesuatu yang tak pasti. Jadi, kuputuskan untuk duduk disini. Dimana tangan tak mampu lagi mengamati. Untuk menemani bulan yang sendiri. Agar dia tak merasa sepi. Jadi, kuputuskan untuk duduk disini. Dimana angin gemar belari-lari. Mempermainkan apa saja yang diingini. Membisikkan kedinginan. Dan juga ...