Yang Terucap Dari Mimbar Cinta
![](https://ebukuislam.files.wordpress.com/2008/08/dalam-mihrabcinta-copy.jpg)
Siang itu Pesantren Al Furqon yang terletak di daerah Pagu, Kediri, Jawa Timur geger. Pengurus Bagian Kemanan menyeret seorang santri yang diyakini mencuri. Beberapa orang santri terus menghajar santri berambut gondrong itu. Santri itu mengaduh dan minta ampun.
“Ampun, tolong jangan pukul saya. Saya tidak mencuri!” Santri yang mukanya sudah berdarah-darah itu mengiba.
“Ayo mengaku. Kalau tidak kupecahkan kepalamu! Teriak seorang santri berkopiah hitam dengan wajah sangat geram.
“Sungguh, bukan saya pelakunya.” Si Rambut Gondrong itu tetap tidak mau mengaku.
Serta merta dua bogem melayang ke wajahnya. “Nich rasain pencuri!” teriak Ketua Bagian Kemanan turut melayangkan pukulan. Si rambut Gondrong mengaduh lalu pingsan.
Menjelang Ashar, Si Rambut Gondrong siuman. Ia dikunci di gudang pesantren yang dijaga beberapa santri. Kedua tangan dan kakinya terikat. Airmatanya meleleh. Ia meratapi nasibnya. Seluruh tubuhnya sakit. Ia merasa kematian telah ada di depan mata.
Di luar gudang para santri ramai berkumpul. Mereka meneriakkan kemarahan dan kegeraman.
“Maling jangan diberik ampun!”
‘hajar saja maling gondrong itu dampai mampus!”
“Wong maling kok ngaku-ngaku santri. Ini kurang ajar. Tak bisa diampuni!”
Ia menangis mendengar itu semua. Sepuluh menit kemudian pintu gudang terbuka. Ia sangan ketakutan. Tanpa ia sadari ia kencing di celana saking takutnya. Para santri yang didera kemarahan meluap hendak menerobos masuk. Tapi Lurah Pondok menahan mereka sekuat tenaga. Pak Kiai, pengasuh pesantren masuk dengan wajah dingin.
Buku Dalam Mihrab Cinta adalah tulisan kedua Habiburrahman El Shirazy yang pernah saya baca. Sebenarnya cukup menyenangkan membaca novel ini -bila ditinjau dari bacaan saya yang lain, hanya saja entah mengapa saya merasa kurang sreg dengan karyanya yang satu ini. Mungkin karena saya sudah membaca novel Ayat-Ayat Cinta dan saya masih terbayang-bayang pergolakan cinta (cailee) antara Fahri, Aisha dan Maria (bener gak sih? Udah lama bacanya jadi rada lupa, hihihi).
Menurut saya sekarang ini novel-novel islami yang membahas mengenai cinta belum begitu banyak beredar di pasaran. Kalaupun ada, masih banyak pembaca yang lebih berminat membaca karya-karya yang berbau petualangan fantasi, sci-ficttion, thriller ataupun roman yang tidak begitu menyentuh aspek Islam. Dalam novel ini disajikan tiga judul novel pendek (isitlahnya “novelet”): Takbir Cinta Zahrana; Dalam Mihrab Cinta; dan Makota Cinta.
Tiga kisah dalam satu buku memberikan tiga pembelajaran dan kondisi yang berbeda. Semua kondisi itu bisa saja dialami oleh teman, keluarga bahkan diri kita sendiri. Kisah Zahrana yang diuji antara karir akademik dengan takdir cintanya, Syamsul dalam kebingungannya membenarkan mana yang salah dan benar setelah difitnah dan diusir dari pondok pesantren serta keluarganya. Lalu, ada kisah Zul dan Mari, yang berada di tanah rantau memupuk ilmu atau mengejar kasih. Semuanya berbeda dan menarik. Intinya sih.. bisa memberikan banyak ilmu buat kita. Salah satu kutipan yang saya suka dalam novel ini yaitu:
“cinta adalah sesuatu yang menakjubkan. Kamu tidak perlu mengambilnya dari seseorang untuk memberikannya kepada orang lain. Kamu selalu memilikinya lebih dari cukup untuk diberikan kepada orang lain”
Namanya juga yang buat ini manusia, pasti gak luput dari kesalahan. Yang saya temukan cuma satu sih, tapi saya lupa tepatnya ada disebalah mana (mohon maaf). Cuma salah pengetikan aja, jadi saya agak bingung.
Dan..
yang buat saya cukup sedih adalah...
adalah..
adalah...
Cerita bagian Dalam Mihrab Cinta gak selesai saudara-saudara!! Ngegantung!! TIDAAAAK *banting keyboard computer* (lebay ya, maaf). Sebenarnya udah disebutkan sebelumnya di bagian sekapur sirih penulis, tetapi... tetap aja gak terima. huhuhuhu...
Teruntuk Bapak Ustazd Habiburrahman El Shirazy, kapankah lanjutan Dalam Mihrab Cinta diterbitkan? Saya jadi kesel bacanya karena digantungin. Hahaha..
Tetapi, secara keseluruhan novel ini menarik untuk dibaca. Hal yang bisa kita petik dari novel ini adalah bahwa semua orang memiliki rezeki dan jodohnya masing-masing. Kita hanya perlu berusaha dan berikhtiar, meminta petunjuk pada Allah Swt. Bila belum bertemu jodoh, berarti kita diminta untuk bersabar karena Tuhan telah menciptakan manusia berpasang-pasangan.. so' gak usah khawatir. Kalau gak ketemu di dunia, insya allah dipertemukan di akhirat.
Itu dia. Bye. Wassalamualaikum :)
Komentar
Posting Komentar